Hujan di malam itu membuatku
tenggelam dalam kenangan. Kenangan bersamanya, seseorang yang mempunyai tempat
istimewa di hati. Mungkin dia sudah lupa dengan moment moment kebersamaan yang
ku anggap indah,bahkan tak terlupakan. Aku mengingat dengan sempurna awal
perkenalan ku dengan sang penakluk hati.
Kala itu aku baru saja naik ke kelas 2 SMA ,dan perasaan itu muncul
begitu saja sejak pandangan pertama. Perasaan itu bukan karena kagum atau nafsu semata,akan tetapi ketulusan yang aku sendiri tak mengerti bagaimana rasa itu bisa hadir begitu
kuat,mendominasi hati dan pikiran.Rasa yang indah,penuh harap,dan membuatku
berangan angan.
Seperti kebanyakan orang yang
sedang jatuh hati,aku sibuk menerka nerka kenyataan,mencoba mengaitkannya
dengan anganku. Merasa ke “geer”an ketika dia didekatku. Mencoba mencari bukti
bahwa dia juga rasakan yang sama.
Aku berhasil menyimpan perasaan
itu dengan rapi,tanpa ada satu orang pun yang tahu. Bahkan aku mampu mengontrol
emosi dan gerak gerik ku sehingga tak ada satu orang pun yang menyadari bahwa ada sesuatu yang bergemuruh dalam
diriku. Tak ada satu pun,tak terkecuali
sahabat sahabatku.
Kadang rasa itu tak selalu
menyenangkan,ia bisa menyakiti. Betapa perihnya hati ketika ada wanita yang
mendekatinya. Memang aku bukanlah siapa siapa baginya,tapi cemburu tetap saja
menyelimuti. Padahal,jika dipikir dengan logika,mungkin saja dia belum tahu
namaku. Hanya mengenal wajahku sebagai teman sekelas barunya. Dan aku terlalu
gengsi untuk berkenalan langsung dengannya,apalagi untuk meminta nomer
handphonenya. Sekalipun aku sangat ingin dekat dengannya.
Setelah beberapa minggu aku aku
menjalani hari sebagai penyayang rahasianya, Doaku didengar oleh Tuhan,aku satu
grup dengannya untuk membuat prakarya kesenian. Betapa senangnya diriku,
walaupun itu hanya hal sederhana. Peristiwa itu terjadi ketika detik detik
liburan sekolah. Maka aku pulang ke kota kelahiran nenek ku. Di perjalanan aku
gelisah,bagaimana jika kelompok kami akan melakukan pekerjaan bersama ketika
aku di luar kota? Kesempatanku untuk lebih dekat dengannya akan hilang begitu
saja. Dan diperjalanan pula timbul rasa baru yang penuh sensasi ,yaitu
kerinduan akan sosoknya.
Suatu sore saat liburan itu aku
sedang bersantai,menyalakan laptop kesayanganku dan membuka situs sosial media.
Betapa mengejutkannya ketika aku melihat namanya tertera pada daftar tunggu
konfirmasi untuk menjadi temanku di sosial media tersebut. Dengan rasa senang
bercampur heran dan ketidak percayaan aku terima permintaan pertemanannya. Tak
lama kemudian dia langsung mengirimkan chat kepadaku.
Khafi : Gimana tugas prakarya
kita?
Alesha : ya nggak gimana gimana
fi. Jadinya kita bikin apa?
Khafi : -__- jadi bikin yang
boneka itu loh
Alesha : iya terus?
Khafi : emang gak praktik? Gak
mau latihan dulu sebelum presentasi?
Alesha : hmmh terserah,tapi gue
balik kebogor tanggal 30
Khafi : hah? -__- ya ampun
tanggung banget,gak sekalian izin
seminggu?
Alesha : gue kan murid teladan :D
Lama sekali tak ada balasan.
Senang bisa berkomunikasi dengannya walau hanya lewat chatting, tetapi kecewa
juga. Aku seperti sakau,ketagihan chat dengannya. Tapi apa daya? Dia tak
membalas chat dari ku. Aku terlalu malu untuk mengirim chat kembali. Sore itu
aku duduk di hadapan laptopku dengan perasaan penuh harap.
Keesokan harinya aku kembali
menyalakan laptopku untuk bermain game,terlintas di pikiranku untuk iseng
membuka sosial media ku,berharap dia sedang on dan sudi chat denganku lagi. Ada
chat baru masuk. Dari seseorang yang kutunggu. Betapa semangatnya diriku untuk
chatting dengannya
Khafi : emang kenapa sih? Kok
lama?
Alesha : gak dapet tiket pesawat
tanggal 23 jadi tanggal 30 deh
Khafi : oh pantes,kenapa gak naik
kapal laut aja?
Alesha : gue mabok kalo 3 hari 3
malem di kapal. Btw buat prakarya,siapa yang beli bahannya?
Khafi : gapapa lah sekali kali :D
nah makanya itu gue gatau wkwk
Alesha : Eh modem gue lola,nanti
lagi ya
Khafi : Kalo gitu gue minta nomer
hp lu aja deh biar gampang,boleh?
Alesha : boleh,0851234568
Aku tak percaya,dia meminta nomer
handphone ku. Tak lama kemudian ada misscall, tak ku angkat karna aku takut
kalau itu bukan dia. Sesaat kemudian sms masuk
Received from : 085876543432
Hai Alesha,ini gue Khafi.Parah
nih gak di angkat,save nomer gue ya sha J
Hati ku leleh seketika,aku
mencubit tangan ku untuk memastikan bahwa ini bukan mimpi. Perasaan ku saat itu tak terlukiskan. Mulai
saat itu aku selalu berkirim pesan dengannya. Kadang aku sedikit risih karena
jika aku tak langsung membalas pesan darinya maka dia akan mengirimi ku pesan
kembali. Tapi aku sangat menikmatinya. Dia sering bercerita tentang hubungannya
dengan kekasihnya yang sedang tak baik,aku sangat cemburu. Aku pikir dia belum
mempunyai tambatan hati. Tapi aku coba menghiraukan perasaan itu. Biarkan saja
seperti air mengalir,aku coba menjadi teman yang baik saat dia mencurahkan isi
hatinya.
Aku dan dia menjadi sangat dekat.
Aku berinisiatif memberikan oleh oleh untuknya, tak usah yang mewah,hanya tanda
sederhana bahwa aku menyukai dan memikirkannya selama liburan. Kuputuskan
memberinya coklat,yang belakangan ini aku tahu bahwa dia juga penggemar coklat
sepertiku.
Waktu terus bergulir,akhirnya aku
kembali bersekolah. Disambut oleh teman teman baikku yang kurindukan selama
liburan. Pagi itu aku sangat ingin melihat sosoknya,di sela sela celoteh temanku,
aku melirik ke pintu berharap dia muncul. Namun ia tak juga menampakkan batang
hidungnya.
“sha,lu ngeliatin ke pintu
mulu,ada apa?” pertanyaan gita membuyarkan tatapanku ke pintu kelas
“ah gak papa,seneng aja ngeliatin
orang orang yang jalan di koridor hehe”
“ciee,emang siapa sih yang jalan
di koridor ampe lu serius gitu ngeliatinnya? “ ujar febby,dan ucapannya membuat
teman teman ku ramai meledekku. Aku tahu mereka bercanda,namun aku sangat
khawatir rahasia ku terbongkar.
Bel masuk berbunyi dan dia belum
juga muncul. Aku mulai resah,sakit kah dia? Atau izin? Beragam pertanyaan
,muncul. Kuputuskan untuk mengiriminya pesan singkat.
Sent to khafi :
Dimana lu? Udah bel tau..
Received from khafi :
Baru sampe nih di parkiran,
kangen gue ya udah lama gak ketemu? Haha
Aku tak tahu harus membalas apa,
tapi dalam hatiku menjawab “ya,gue kangen lo bgt”. Tak lama kemudian pintu
kelas berderit,aku menahan nafas, takut salah tingkah. Dia masuk dan melempar
senyum kepada ku.Aku membalas senyumannya dan dia berlalu begitu saja. Aku tak
tahu apa yang ada dipikirannya,aku sangat takut jika senyumanku menggambarkan
perasaaan ku kepadanya saat ini. Aku jadi tak konsen belajar hari itu.
Bel pulang sekolah terasa
lama,dan ketika bel berbunyi aku meminta dira untuk mengantarkan ku ke toilet.
Handphone ku bergetar.
Received from khafi :
Hei lu dimana? Gue gak sabar nih
buat dapet oleh oleh dari lu :)
Sent to khafi :
Gue lagi ke toilet ama dira, yeuh
pengen bgt apa dapet oleh oleh dari gue ?:p
Received from khafi :
Pengen bgt bgt sha:p
Aku menatap layar handphoneku
sambil tersenyum. Betapa indahnya satu sekolah dengan pangeran hatiku. Tak
ingin berlama lama,aku segera kembali ke kelas. Kelas ku sudah sepi, hanya ada
dia, adam,aku dan dira. Dira yang merupakan kekasih adam, langsung asyik
mengobrol dengan tambatan hatinya,tinggal aku yang sibuk merapikan buku ke
dalam tas dan dia yang sepertinya memperhatikanku.
“sha,mana?” suaranya terdengar
indah dan membuatku salah tingkah.Segera kuambil batangan coklat dari dalam
paper bag ku.
“nih,terus lu mau ngasih gue apa?
Katanya mau tukeran?” aku berusaha bercanda dengan ekspresi wajah yang
wajar.padahal jantungku berdetak cepat
tak wajar.
“gue gak mau ngasih
sekarang,nanti sabtu lu ada acara gak? Gue mau nraktir lu”
“kayaknya gak ada. Nraktir
dimana? Warteg?haha”
“enak aja,gue traktir Mc Donald
mau?”
“gak nolak kok fi..haha”
“dasar,eh sha balik bareng gue
ya? Searah kan kita”
“boleh deh..”
Aku sangat canggung saat
melangkah ke parkiran bersamanya. Ada rasa takut juga karena kekasihnya juga
satu sekolah dengan kami. Selama perjalanan dia selalu dapat membuatku tertawa,
aku sangat menyukai cara dia bercanda.
**********************************
Pagi di hari sabtu,aku sangat
sibuk dengan seragam sekolah. Seragam yang sudah sangat rapi setelah disetrika
pembantuku,aku setrika kembali.Menatap pantulan banyangan diri sendiri di
kaca,mencari cela di penampilan. Setelah yakin baru aku berangkat kesekolah.
Disekolah aku tak
fokus,mengkhayalkan apa yang akan terjadi sepulang sekolah nanti. Akankah dia
mengatakan kata kata romantis?memberiku mawar putih sambil berlutut dan
mengatakan kata cinta? . Akal sehatku mengingatkan bahwa kami baru saling
mengenal dia pasti hanya menganggapku teman.
*********************************
Akhirnya bel sekolah
berbunyi,jantungku berdebar. Dia menatapku sambil mengisyaratkan untuk
mengikutinya ke parkiran.aku segera merapikan barang barangku.
“sha,buru” amat?mau kemana?” gita
menepuk pundakku,membuyarkan konsentrasi untuk cepat cepat pergi.
“mau tau aja lu git:p”
“mau ngedate ama siapa lu?kok gak
cerita sama gue?”
“nanti kalo udah pengen cerita
pasti gua cerita kok,buru” nih,byee “
Aku meninggalkan gita yang
sebenarnya siap melontarkan berbagai pertanyaan. Aku langsung menonaktifkan
handphone ku ,takut gita menggangu date pertama ku dengan khafi.
*******************************
Selama perjalanan menuju mc
donald kami hanya diam. Aku terlalu malu untuk membuka pembicaraan. Sesampainya
di mc donald pun dia menunjukkan tempat kami duduk lalu memesan makanan.aku
menunggu dengan perasaan hati tak menentu.
“ini neng pesanannya “ dia
menaruh makanan tepat didepanku. Membuatku tersenyum karena ulahnya.Ya
Tuhan,damai sekali ketika melihat wajahnya yang ramah.
“ah elu bisa aja ngelawaknya”
“eh sha, gua ngajak elu kesini
soalnya gua mau nanya nih,tapi elu jangan ketawa yaa”
Mendengar pernyataannya,aku
semakin berdebar. Apa dia mau menyatakan cinta?
“sok aja..kalo lucu mah gua
ketawa” jawabku sekenanya sambil tertawa menutupi rasa nerveous ku.
“gini sha,lu tau Tara kan?gua
udah hampir setahun pacaran sama dia ,bulan depan gua pengen ngasih surprise
gitu buat ngerayain anniv sama dia,lu ada usul gak gua mesti kasih surprise
kayak gimana?” jelasnya panjang lebar. Dia tersenyum,aku membalasnya walau
hatiku tiba tiba saja tersayat. Mengapa aku begitu larut dalam euforianya,aku
ingin sekali menangis,aku merasa sangat bodoh.
“ohh,iya gua tau,tapi gua gak
begitu kenal ,elu kan udah lama pacaran sama dia,mestinya elu lebih tau apa
yang dia suka” ujarku seadanya.aku takut dia mengetahui isi hatiku.
“iya juga sih,tapi gua bingung.
eh lu kok tiba” pucet sih?sakit?”ujarnya khawatir.
“iya,kayaknya gua gaenak badan
deh fi,gua balik ya?pusing nih”aku terpaksa berbohong,aku sangat ingin pulang
saat ini.tak sanggup bertatapan lagi dengannya.
“gua anter ya?”iya menawarkan
dengan tulus.aku hanya mengangguk. Kami kembali saling diam dalam perjalanan.
Sesampainya dirumah aku mengunci diri.menangis sejadi jadinya. Mengapa aku
terlalu larut dalam perasaan sehingga cinta membuatku begitu rapuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar