thanks for visit my blog^^

Selasa, 28 Juni 2016

sebagian kecil hari pertama di thailand


Hai udah lama bgt ya gak ngeblog..
Oke hari ini gua mau share tentang kegiatan selama field study di kasetsart univesity yang keceh abis..fyi kasetsart itu univ terbaik ke 3 di asia, lokasinya di bangkok.. banyak sih kampusnya tapi yang utamanya ada di bangkok.. mungkin kayak IPB Dramaga gitu ya..
Oke perjalanan kami mulai dari sini..



setelah melalui seleksi oleh dosen dan seleksi alam *duh akhirnya kami ber 20 Alhmadulillah bisa berangkat ke bangkok tanggal 16 mei 2016. Deg-degan, seneng, excited dan segala rasa campur aduk..
Singkat cerita kami berangkat pake maskapai air asia dalam 2 kloter, kloter pertama jam 1 dan kloter kedua itu jam 4 kalo gak salah yaa lupa guanya :’) setibanya di don mueang airport langsung gercep cari money chager, tips dari pak Aidil kita tuker ke dollar dulu baru di thai di tuker ke baht, lebih untung soalnya.. selesai tuker uang kami keluar dan belanja bentar di semacam indomart gitu .. dan naik taksi ke apartemen.deket sih apartemennya dari don mueang, sekitar 30 menitan lah.. daaan inilah apartemen tempat kami tinggal selama di bangkok




Bayangin yang biasa ala kadarnya dikosan sekarang tinggalnya di apartemen, AC, wifi kenceng, double bed, kulkas, air panas pokok nya beda banget sama kosan di indonesia ya :’) di bangkok udaranya panaas banget.. jadi surga dunia banget pas masuk kamar AC .. langsung tiduran minum, istirahat.. oh ya foto kamarnya sebenernya ada tapinya ada penampakan si elvi yang gak pake kerudung jadi gak dipost yaa,, pokoknya kamarnya luas dan nyaman.. lemari kaca gede yang oke buat dandan :D
Oke malemnya pak Aidil ngajak kami makan di restoran deket apartemen, namanya bai kapow lumayan enak tapi nasinya kedikitan hiks.. harganya antara 30-100baht sepertinya.. agak” lupa juga huehehehe

Langsung aja yaa day-1

Kami subuh subuh jalan dari apartemen ke kampus, lumayan jauh tapi karna udaranya seger jadi gak begitu capek.. terus sampe di kampus makan di bamai, bamai itu kantin ya.. tp kantinnya gede kayak food court. Ada yang halal di bamai ini, yang jual nya ibu dan anak pake kerudung. Sarapan pertama menunya kayak oseng ayam sayur gitu sama sosis gede.. harganya 30baht sekitar 12 ribu kalo dirupiahin, gak mahal kan? Di ruang makan bamainya ada mesin air dingin yang gratis , saking panasnya kali ya jadi mesinnya air dingin. Sebelum makan sendok sama garpunya direndem air panas dulu, ada meja besi gitu dideket mesin air dingin yang ada kobokan air panasnya , biar sterill gitu *padahal di indonesia mah langsung lep gapeduli wkwk bamai lumayan rame sama mahasiswa yang pada sarapan, ada juga mahasiswa yang ketiduran sambil belajar dan makan *gimana ceritanya ini? Intinya dia tidur sambil megang buku sama ada piring didepannya. Disini mahasiswanya kayak individualis gitu, semuanya sendiri,paling rame ber3 sambil bawa buku.. apalah adek ini yang demennya ngobrol kalo lg makan abis makan piringnya ditaro di meja yang ada kobokan air panasnya itu, jangan ditinggal yaa malu maluin soalnya karna disana tertib bangeet


Nah udah kenyang kita otw deh ke KU HOME , nih penampakan KU HOME beserta anak-anak yang kayak anak ilang di negeri orang :D


Oke kita nunggu dijemput miss nut dan asistennya, kita mau ke rubber research naik van..

 
Vannya nyaman lega, tapinya gua mabok pas hari pertama ini L *kampungan emang tapi kalo naik pesawat mah enggak :p Setibanya di rubber research kita disambut sama miss yang susah namanya kita disini pertamanya dengerin presentasi dulu kayak kuliah sambil diskusi





Bedanya sama kuliah, ini diskusinya ditemani coklat panas yang harumnya beuh,,, bikin ilang mabok wkwk sama roti yang enak banget,, berhubung tadi di bamai kurang cocok sama makanannya *brb pengen sayur asem sama ikan asin plus sambel terasiDisini kita tau, kalo thailand itu punya lahan karet yang jauuuuuuuh lebih sedikit dari indonesia, tapi thailand penghasil karet pertama loh kita kalah padahal punya lahan yang jauh lebih luas. Dan salah satu rahasia produktivitas lahan mereka yang tinggi adalah kerjasama antara petani karet dan balai riset yang baik. Kami nanya gimana cara mereka bisa bujuk petani biar mau ikutin arahan peneliti, tapi jawabannya mengejutkan, mereka gak pernah ngajak tapi petani yang datang ke mereka kalo ada masalah waaw kami terkesima banget. Jadi petani karet di thailand itu kan berkelompok, jadi kalo ada masalah sama karet mereka entah itu produktivitas yang rendah, terserang hama, atau lain sebagainya merek dateng ke balai riset ini, konsultasi sama peneliti,baru deh peneliti bekerja cari tau penyebab dan cara menanggulanginya. Pas udah ketahuan masalahnya mereka sama sama nanganinnya, si petani bakal lakuin apa yang peneliti anjurkan.Kalo di Indonesia? Boro” baru mau dikasih penyuluhan udah jawab “saya ini udah 20 tahun jadi petani dek! Bukan gitu caranya! “yowes lah..


Setelah presentasi dan diskusi yang menarik kami ke pabrik tempat meneliti karet, pas keluar gua ambil posisi disamping bu lili, tau tau ada staff sana yang ngomong bahasa thai ke gua, dan bingung banget akhirnya gua bilang “pu thai mai dai” artinya saya gabisa bahasa thai, dan orang itu baru ngeh.. dia bilang “you looks like thai girl, i think you’re thai girl so i talk to you and hope you translate it to your lecture” hadeeh muka indo banget gini dikira orang thai :’D
Nah langsung aja ya kita ke pabrik proses awal nya..

J

jangan liat yang keritingnya, dijamin bingung, liat yag inggrisnya aja yaa prosesnya sama sih kayak di indonesia juga..
Eh udah mau adzan maghrib, ntar sambung lagi yaa abis ini aku mau share tentang pabrik” lainnya dont miss it guys!!

Senin, 11 Januari 2016

Singkirkan Malu, Wujudkan Mimpi

Mau Bertanya Gak Sesat di Jalan #AskBNI



Sebut saja namanya Putra. Kelas tiga Sekolah Menengah Atas. Pendiam, pemalu tapi pintar. Jika teman-temannya bertanya tentang pelajaran yang sulit, dia akan menjawab tanpa banyak bicara. Seperlunya saja tapi tepat sasaran alias benar.  Putra senang memecahkan permasalahannya sendiri tanpa bertanya atau bantuan orang lain. 
Adalah Putri, teman se-SMA Putra yang selalu ceria, cerewet, banyak omong dan tidak terlalu pintar dalam arti tidak masuk dalam jajaran rengking lima besar bahkan sepuluh besar pun tidak. Dan Putra adalah tempat langganan Putri untuk bertanya kalau ada pelajaran yang tidak dimengertinya.
Dalam kehebohan merencanakan masuk perguruan tinggi, semua anak mencari informasi. Begitupun Putra dan Putri. Antusias ikut seleksi melalui Rapor. Bedanya, Putra hanya mengambil formulir, melengkapi berkas lalu menyerahkannya pada guru. Sedang Putri amatlah cerewet, tanpa malu dia menghadap gurunya. Bertanya cara jitu supaya lolos seleksi, jurusan mana yang berpeluang baginya untuk diterima, perguruan tinggi apa yang harus dipilih dan ‘seabrek ‘ pertanyaan lain.
Hasilnya ternyata disimpulkan bahwa Putri tak layak ikut seleksi karena nilai rapor tidak memenuhi syarat. Terpaksa dia tidak mendaftar dan bersabar menanti SBMPTN alias Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negri. Putra hanya tersenyum melihat Putri yang kesal.
Namun tak disangka saat pengumuman, Putra tidak lolos seleksi. Kabarnya, ternyata itu karena  salah strategi. Putra tidak bertanya dan berdiskusi  pada guru. Dia menentukan sendiri pilihan perguruan tinggi dan jurusannya. Walhasil yang dipilih putra adalah perguruan tinggi favorit dan jurusan yang sangat banyak peminat sehingga persaingannya sangat ketat. Dan Putra pun kalah bersaing. Jika saja dia mau bertanya pastilah lain ceritanya.
Lulus SMA, waktu jadwal SBMPTN makin dekat. Putra belajar keras demi meraih cita-cita masuk ke perguruan tinggi di jurusan yang diimpikannya. Namun Putri ternyata lain lagi. Setelah melaui diskusi seru dengan orangtuanya, dia memutuskan untuk Bimbel satu tahun dan ikut SBMPTN tahun depan. Dan karena Bimbel hanya seminggu tiga kali, dia ingin membuka bisnis untuk mengisi waktu luang yang ada.
Di arena SBMPTN, Putra mulai galau. Dia kesulitan mencari tempatnya, dimana kursinya? Mau bertanya, tapi kemana? Semua juga sibuk mencari. Di areal halaman, ada seorang Satpam, tapi Putra tak mau bertanya. Dia pikir, mana bisa seorang Satpam mengetahui  lokasi kursinya? Padahal yang lain tak perduli, mereka bertanya pada siapa saja yang penting hadir tepat waktu. Walaupun akhirnya Putra menemukan kursinya, tapi dia sudah lelah, stres dan kehilangan konsentrasi. Dia sampai tepat satu menit lagi seleksi dimulai. Mengerjakan soal dengan tak tenang. Dan hasilnya dia tidak lulus.
Sedang Putri dengan santai mengikuti bimbingan. Sambil bertanya kesana-kemari tentang bagaimana memulai bisnis. Tak malu-malu bertanya kanan-kiri. Berdiskusi dengan orang yang dikenalnya maupun orang yang tidak dikenal tapi mempunyai pengalaman dan sudah sukses. Walau dengan modal pas-pasan, Putri mencoba menjual pakaian dengan segmen pasar remaja seusianya. Tak malu-malu menawarkan barang dagangannya baik online maupun offline. Semua teman ditanya “Ada baju bagus nih, mau beli nggak?” Dan tak disangka, dalam waktu satu tahun bisnisnya berkembang dan saat ikut SBMPTN, Putri pun lulus. Masuk fakultas ekonomi di perguruan tinggi negri yang dia impikan. Jadilah dia seorang sarjana dengan biaya kuliah sendiri.
Pernah merasakan hal seperti cerita diatas? Tersesat karena malas bertanya? Pasti kesal dan geregetan ya. Sudah rugi waktu, tenaga, biaya, masih ditambah rasa penyesalan karena tak sampai tujuan. Kalau begini siapa yang disalahkan? Jika saja hanya tersesat dalam hal mencari lokasi alamat, mungkin kita masih bisa memperbaikinya dengan cepat sehingga sampai di tujuan. Namun bagaimana jika salah alamat dalam mencari jodoh atau mencari pendidikan yang tepat atau bisnis yang sesuai seperti Putra dan Putri? Bisa-bisa masa depan dan hidup yang dijalani menjadi menjadi kacau bin suram.
Ternyata oh ternyata, banyak yang mengalami hal seperti ini. Anak-anak masih kebingungan dalam menentukan arah tujuannya. Banyak keinginan dan ide, tapi tidak tahu namun enggan bertanya. Rasa tertarik dengan lawan jenis, tapi bingung apakah memang dia jodoh yang tepat. Mau bertanya tapi gengsi. Mau jadi karyawan bank, tapi tidak tahu cara yang jitu. Bertanya pun malas. Ingin berbisnis dengan niat jadi pengusaha, tapi tidak tahu mau usaha dibidang apa. Mau bertanya, malu. Punya mimpi tapi tak menjadi kenyataan. Mewujudkannya hanya sebatas mimpi juga.  Jika sudah begini, potensi ‘tersesat’ amatlah besar.
Sebenarnya, jika saja kita mau bertanya maka akan mendapatkan solusi walau hanya sedikit. Setidaknya akan mendapatkan sedikit gambaran akan titik terang sebagai awal langkah menuju tujuan. Semakin banyak bertanya, semakin kita mendapat beragam jawaban yang dapat memperkaya pengetahuan. Berbagai alternatif bermunculan dan yang terpenting kita tidak merasa sendirian dalam menghadapi kebingungan.
Berani adalah kunci. Dan membiasakan diri adalah proses menemukan kunci tersebut. Biasakan diri untuk bertanya dari hal yang kecil, seperti bertanya pada ibu “Masak apa hari ini?” Atau pada guru “Kapan ulangan?” Dengan terbiasa akan membentuk keberanian dan percaya diri dalam berkomunikasi.
Bertanya bukan berarti kita bodoh, cerewet, kurang gaul atau kurang paham. Tetapi bertanya adalah sebuah usaha untuk menjadi sempurna.  Satu pertanyaan membuka pintu jawaban menuju kesuksesan. Dari sini mimpi dapat terwujud. Untuk itu bertanyalah pada ahlinya atau pada orang yang tepat. Singkirkan rasa malu apalagi gengsi. Mau bertanya tak akan sesat di jalan. Bahkan kita selangkah lebih maju dan lebih tahu daripada orang yang diam saja.
Mau bertanya demi terwujudnya mimpi.